Pages

Banner 468 x 60px

Selasa, 14 Januari 2014

Tanda Baca Huruf Jawa (Pada)

0 komentar

Tanda Baca Huruf Jawa (Pada)
Tanda-tanda baca pada huruf Jawa disebut pada. Namun tanda baca pada huruf Jawa tidak sama banyaknya dengan tanda baca pada huruf latin. Di dalam huruf Jawa tidak terdapat tanda hubung (-) mengingat huruf Jawa ditulis tanpa spasi; juga tidak terdapat tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Pada dan tanda-tanda lain yang dipakai pada penulisan  dengan huruf Jawa ada 12 macam seperti berikut.

1.    ꧛      disebut pada luhur, bunyinya mangajapa, gunanya untuk pembukaan surat di depan satatabasa/adangiyah; berasal dari atasan/orang tua kepada bawahan/anak.

2.   ꧚      disebut pada madya sebagai pembukaan surat  dari sesama/sederajat. Tanda ini juga digunakan pada karya sastra yang ditulis dalam bentuk tembang (digunakan pada setiap permulaan bait).


3.    ꧙     disebut pada andhap sebagai pembukaan surat dari bawahan/anak kepada atasan/orang tua.

4.  ꧚ꦑꦖ꧚   disebut purwa pada, di tengah tersebut dibacai becik sebagai pembuka karya sastra berbentuk tembang di depan bait pertama pupuh pertama.

5.  ꧚ ꦨ꧃ꦙ꧚  disebut madya pada, di tengah-tengah itu dibaca mandrawa artinya jauh, pada ini ditulis di akhir pupuh bila akan berganti jenis tembang (bersambung pupuh lain).

6.  ꧚ ꦑ꧉꧚  disebut wasana pada, di tengah-tengah itu dibaca iti, artinya tamat, pada ini digunakan pada akhir cerita yang ditulis dalam bentuk tembang.

7.  ꧎꧔꧎     disebut guru atau uger-uger,  digunakan untuk: (1) surat, sesudah satatabasa;  (2) permulaan cerita berbentuk prosa.
8.  ꧎           disebut adeg-adeg atau ada-ada, dipakai untuk pembukaan kalimat dan paragraf (satu paragraf satu tanda ini).
9.  ꧌꧔꧌  disebut pada pancak, digunakan untuk: (1) pe­nutup cerita berbentuk prosa; (2) penutup sesudah wasa­nabasa pada surat.
10.  ꧋        disebut pada lingsa, digunakan seperti halnya koma; kalau sudah ada pangkon (ꦿ) tak perlu tanda ini. Pada tembang tanda ini digunakan sebagai pemisah baris (gatra).
11.  ꧌      disebut pada lungsi, fungsinya seperti tanda titik, bila yang diberi tanda ini sesudah suku kata tertutup (dengan pangkon /ꦿ) tinggal menambah pada lingsa sudah berarti pada lungsi.
12.  ꧐        disebut pada pangkat, gunanya untuk (1) mengapit angka huruf Jawa dan (2) seperti titik dua  pada huruf Latin.
Catatan:
Saat ini sudah jarang orang menulis surat dengan huruf Jawa sehingga pada luhur, pada madya, dan pada andhap sudah jarang digunakan.Bottom of Form

0 komentar:

Posting Komentar