Tanda
Baca Huruf Jawa (Pada)
Pada dan tanda-tanda lain yang dipakai pada penulisan
dengan huruf Jawa ada 12 macam seperti berikut.
1.
disebut pada luhur, bunyinya mangajapa,
gunanya untuk pembukaan surat di depan satatabasa/adangiyah;
berasal dari atasan/orang tua kepada bawahan/anak.
2.
disebut pada madya sebagai
pembukaan surat dari sesama/sederajat. Tanda ini juga digunakan pada
karya sastra yang ditulis dalam bentuk tembang (digunakan pada setiap permulaan
bait).
3. ꧙
disebut pada andhap sebagai pembukaan surat
dari bawahan/anak kepada atasan/orang tua.
4. ꦑꦖ disebut purwa
pada, di tengah tersebut dibacai becik
sebagai pembuka karya sastra berbentuk tembang di depan bait pertama pupuh
pertama.
5. ꦨ꧃ꦙ disebut madya
pada, di tengah-tengah itu dibaca mandrawa artinya jauh,
pada ini ditulis di akhir pupuh bila akan berganti jenis tembang (bersambung
pupuh lain).
6. ꦑ꧉ disebut
wasana pada, di tengah-tengah itu dibaca iti, artinya tamat, pada
ini digunakan pada akhir cerita yang ditulis dalam bentuk tembang.
7. ꧔
disebut guru atau uger-uger, digunakan untuk: (1) surat,
sesudah satatabasa; (2) permulaan cerita berbentuk prosa.
8.
disebut adeg-adeg atau ada-ada,
dipakai untuk pembukaan kalimat dan paragraf (satu paragraf satu tanda ini).
9. ꧌꧔꧌ disebut pada
pancak, digunakan untuk: (1) penutup cerita berbentuk prosa; (2)
penutup sesudah wasanabasa pada surat.
10.
꧋ disebut pada lingsa,
digunakan seperti halnya koma; kalau sudah ada pangkon (ꦿ) tak
perlu tanda ini. Pada tembang tanda ini digunakan sebagai pemisah baris
(gatra).
11.
꧌ disebut pada lungsi, fungsinya
seperti tanda titik, bila yang diberi tanda ini sesudah suku kata tertutup
(dengan pangkon /ꦿ) tinggal menambah pada lingsa
sudah berarti pada lungsi.
12. ꧐
disebut pada pangkat, gunanya untuk (1)
mengapit angka huruf Jawa dan (2) seperti titik dua pada huruf
Latin.
Catatan:
Saat
ini sudah jarang orang menulis surat dengan huruf Jawa sehingga pada luhur,
pada madya, dan pada andhap sudah jarang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar