Pages

Selasa, 14 Januari 2014

Makna Simbolik Pada Lagu Dolanan “Nyata kowe Wasis”

NYATA KOWE WASIS
Nyata kowe wasis sis
Bedheken sing gelis lis lis lis
Cangkriman telu iki
Jangkring sungut slawe batangane apa
Manuk endhase telu batangane apa
Bapak demang mang mang
Klambi abang bang bang bang
Disusuk mantuk-mantuk











Makna Lagu Dolanan “Nyata Kowe Wasis”
Analisis Simbolik Pada Lagu Dolanan “Nyata kowe Wasis”
            Lagu dolanan “Nyata Kowe Wasis” termasuk cangkriman atau permainan logika jawa dan ada pula yang menyebutya teka-teki jawa. Cangkriman sering disebut sebuah pertanyaan tradisional yang yang membutuhkan pemikiran supaya bisa menebak teka-teki tersebut. Cangkriman sendiri biasanya digunakan untuk percakapan dan mengisi kekosongan waktu, ada juga digunakan para pelawak dalam pentas dan dagelan.
            Cangkriman sendiri ada beberapa macam, diantaranya ada cangkriman asosiatif ( hubungan asosiasi antar dua benda atau lebih), cangkriman barbau erotis ( cangkriman yang humor tetapi vulgar), cangkriman humor (riddle joke), cangkriman tembang (riddle poetry), cangkriman pemendekan kata/ cangkriman wancahan ( gabungan 2 kata atau lebih yang sengaja dipendekan), cangkriman pertanyaan cerdik ( menampilkan pertanyaan yang cerdik dan kritis),  cangkiman permainan kata (punning), cangkriman ploblematik ( cangkriman yang mengandung masalah).
            Lagu dolanan “Nyata Kowe Wasis” termasuk cangkriman tembang atau riddle poetry, karena pada lagu dolanan diatas merupakan teka-teki atau berupa pertanyaan dalam sebuah lagu yang dinyanyikan untuk mengisi waktu kosong, seperti yang terdapat pada lirik lagu ini jika di alihbahasaka dalam bahasa indonesia “nyata kowe wasis sis”// jika kamu cerdik// “bedheken sing gelis lis lis lis”// terkalah atau tebaklah dengan cepat//  “cangkriman telu iki”// tiga teka-teki ini// “jangkrik sungut slawe batangane apa”// jangkrik bersungut dua puluh lima apa terkaanya// “manuk endhase telu batangane apa”// kepalanya tiga terkaanya apa// “bapak demang mang mang klambi abang bang bang bang disusuk manthuk-manthuk”//bapak demang berbaju merah jika disunduk akan mengangguk-angguk//. 
            Riddle poetry diatas menggambarkan sebuah teka-teki pertanyaan yang menggunakan tembang, bisa saja tembang pocung dan bisa juga menggunakan lagu dolanan anak-anak.
      Pada lagu ini di simbulkan bahwa Jangkrik sungut slawe” ( jangkrik bersungut benang ) adalah sekoci mesin jahit yang mengikat benang dari bawah stitch, atau gulungan benang dalam bambu benang bahkan pada alat tenun tradisional.  Manuk dhase telu”  Burung atau ayam yang kepalanya bersembunyi pada bulu sayap. Telu dari katatel-dibuntel- lu- wulu” .Pak demang klambi abang” adalah bunga pisang  atau “jentut”. Jika ditusuk pasti pohon pisang itu bergoyang-goyang.

Kesimpulan Analisis
            Lagu dolanan “Nyata Kowe Wasis” merupakan cangkriman yang tergolong tembang dolanan yang liriknya bebas tidak terikat guru wilangan (jumlah suku kata) dan guru lagu (sajak akhir) dan biasanya dinyanyikan dengan cara bermain lalu melontarkan teka-teki jawa seperti yang tertulis di dalam lirik lagu diatas.
            Selain sebagai lagu pengisi watku kosong, cangkriman juga mempunyai manfaat atau pendidikan pada anak-anak kecil, biasanya menggunakan lafal dan bahasa yang umum ( menyesuaikan pada foklor anak) dan kata-kata di dalam teka-teki jawa tersebut. Manfaat lain dalam segi intelegensi anak akan merasa terpancing meski respon dari anak-anak lama dalam menjawab cangkriman,karena anak akan terpancing untuk berfikir dan bertanya. Dan setelah mereka tahu, akan membentuk hubungan antar teman sebayanya dengan alami karena lagu dolanan itu membuat mereka menjadi akrab tanpa membedakan jenis kelamin dan golongan keluarga miskin maupun kaya.
 Biasanya setiap daerah mempunyai lagu dan jenis dolanan yang berbeda tetapi istimewanya dalam hal ini tanpa proses ijin dari pemilik lagu setiap daerah itu dengan sendirinya akan ikut mengalami perubahan dan perkembangan meskipun ada ciri khas dari lagu setiap daerah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar