Pages

Selasa, 14 Januari 2014

MateriFonologi Bahasa Jawa


Fonologi Bahasa Jawa
· Pengertian
Fonologi Bahasa Jawa
“Fon” artinya suara atau bunyi, “logi” artinya ilmu. “Bunyi Bahasa” artinya bunyi yang dikeluarkan oleh alat ucap manusia.
Bunyi2 distingtif bahasa jawa:
¨ Vokal : a i  u e o
¨ Konsonan      : dh th
¨ Sengau           : m n ny ng
· Macam-macam Fonologi
Fonologi dibagi menjadi 2 yaitu :    
1.     FONETIK
Ilmu babagan bahasa yang tidak memebedakan arti . contoh: angin, ibu, batik, dsb.
Fonetik ada 3 macam pengertian :
1.Fonetik Artikulatoris.
Ilmu yang mempelajari bagaimana bunyi itu dapat di hasilkan oleh alat ucap manusia. Contoh:mengucapkan lafal b dan d (Bilabial).
2.Fonetik Auditoris
Ilmu yang mempelajari bagaimana bunyi dapat diterima oleh telinga manusia. Contoh : mendengar mengetuk pintu, mendengar orang berbicara, dan mendengar orang memanggil.
3.Fonetik Akustik
Ilmu yang mempelajari tentang sifat2 bunyi. Contoh : Dilam ruangan tedapat penyadap suara, seketika itu ada orang mengetuk pintu , dan proses suara itu supaya terdengar oleh telinga manusia di sebut “gelombang amplitudo”.

2.     FONEMIK
Ilmu babagan bahasa yang membedakan arti . atau berfungsi sebagai pembeda makna.
Contoh :
Loro =   2 (wilangan)
Lara =   Sakit 

· FONEM
Bunyi bahasa yang mempunyai fungsi sebagai pembeda makna.
Contoh: gilo (gilo)          ><   gila (gilo)
‘ini lo’                 ‘gila’
Soto(soto)        ><   sotho (soio)
‘soto’                  ‘siku / sikut’
Wedi (wedi) ><   wedhi (wedi)
‘takut’                 ‘pasir’
· ALOFON

Fariasi dari FONEM dan tidak memiliki fungsi bembeda makna.
Contoh : saba (sobo)       ><      sapa (sopo)
‘main’                                   ‘siapa’
Tuma (tumo) ><      tuwa (tuwo)
‘kutu’                                    ‘tua’   
Kudu(kudu)   ><      kuru (kuru)
‘harus’                                  ‘kurus’

¨ KLASIFIKASI BUNYI BAHASA

· VOKAL  Bunyi yang terjadinya tidak ada hambatan pada alat biacara,     jadi   tidak ada artikulasi.
·KONSONAN Bunyi yang diproduksi dengan menghambat arus udara pada sebagian alat biacara, jadi ada artikulasi.
·SEMIKONSONAN Bunyi yang secara praktis termasuk konsonan tapi karena pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsonana murni ,maka bunyi-bunyi itu disebut semivokal taau semi-konsonan.

¨ NASAL dan ORAL

·NASAL (sengau) Yaitu bunyi yang terjadi apabila udara keluar atau disertai keluarnya udara melalui rongga hidung, dgn cara menurunkan langit-langit lunak beserta ujung arah letaknya.
·ORAL Yaitu bunyi yang terjadi apabila udara  melalui mulut, dgan cara menurunkan langit-langit lunak beserta ujung arah letaknya.





¨ KERAS dan LUNAK

·KERAS  Bunyi keras apabila pada waktu diartikulasikan disertai ketegangan kekuatan arus udara.
·LUNAK Bunyi lunak apabila padawaktu di artikulasikan tidak ada ketegangan.


¨PANJANG dan PENDEK
·PANJANG Lamanya bunyi yang diucapkan atau lamanya bunyi diartikulasikn.
·PENDEK  Pendeknya bunyi yang diuapkan atau pendeknya bunyi yang diartikulasikan.
¨RANGKAP dan TUNGGAL
·RANGKAP (diftong) bunyi yang terjadi dari dua bunyi dan terdapat dalam satu suku kata.
·TUNGGAL (monoftong) Bunyi yang terjadi dari satu bunyi dan  terdapat dalam satu suku kata.
¨NYARING dan TIDAK NYARING
»  Pembedaan bunyi ini berdasarkan derajat kenyaringan. Hal ini sebenarnya    adalah tinjauan menurut aspek auditoris.
»  Derajat kenyringan itu sendiri ditentukn oleh luas sempitnya atau besar kecilnya ruang resonansi pada wktu diucapkan.
»  makin luas ruang resonansi saluran bicara yang dipakai pada waktu membentuk bunyi bahasa makin tinggi derajad keringanannya begitupun sebaliknya.
¨UDARA EGRESIF dan UDARA IGRESIF
·EGRESIF yaitu pembentukan bunyi yang di laksanakan dengan arus udara keluar dari paru-paru udara.
1.PULMONIK bunyi yang terbentuk dengan arus udara agresif (keluar) dengan mekanisme pulmonik.
2.GLOTALIK ialah bunyi yang terbentuk denagn arus udara agresif ( kluar). Dengan mekanisme glotalik.
·IGRESIF bunyi yang terbentuk dengan arah masuk kedalam paru-paru.
1.GLOTALIK bunyi bahasa terbentuk dengan arus udara igrisif (masuk)     dengan mekanisme glotalik.
2.VELARIK bunyi yang terbentuk dengan arus udara igrisif ( masuk). Dengan mekanisme velarik.
FONOLOGI DAN FONETIK
-        Proses Pembentuk Vokal
Ada 4 kriteria proses pembetuk vokal
1.     Berdasarkan tinggi rendahnya lidah
2.     Berdasarkan lidah yang bergerak
3.     Hubungan posisional antara artikulator aktif ( bergerak ) dan artikulator pasif ( tidak bergerak).
4.     Berdasarkan bentuk bibir pada waktu vokal itu di ucapkan.

-        Macam-macam vokal
1.     Vokal tinggi                : i
Bila lidah diletakkan berada di letak paling tinggi
a.      Vokal masuk         : bunyi e, e, a, o,ↄ
Ketika lidah berada di tengah-tengah
b.     Vokal rendah        : bunyi a ( jejeg ) dan a ( miring )
2.     - Vokal  depan            : ( i,e,e,a.)
- Vokal tengah            : a
- Vokal belakang        : (o,u,ↄ)
                 3. - Vokal tertutup             : vokal yang terjadi karena hubungan posisi antara
Artikulator ketika lidah setinggi tingginya  di  langit-langit atas.
   -Vokal semitertutup: pertemuan antar artikulator pada  vokal redah    yaitu : (a,o,e,ↄ)
   -Vokal semiterbuka   : posisi terbentuk pada ketinggian  dari vokal terendah
  - Vokal terbuka                  : terjadi karena hubungan posisi antar artikulator aktif dan pasif itu pada posisi serendah rendahnya contohnya : (a,ↄ.)


                 4.-Vokal bulat atau bundar : ketika bibir kita menjadi bulat
                    - Vokal netral : ( a,ↄ. )
                   -Vokal tak bulat : (e,i,a)
                    Bentuk bibir bisa melebar dan tak bulat
                        -Bundar terbuka, bunyi( ↄ )
                        -Bundar tertutup, bunyi (u,o)

  4 Faktor Penghambat
a.      Cara hambat / cara artikulasi
b.     Berdasarkan tempat hambatan
c.      Berdasarkan striktur ( hubungan posisional antara posisional aktif dan pasif )
d.     Bergetar atau tidaknya pita suara .

1.      Cara hambat/  cara artikulasi, /p/, /b/.
Suatu hal yang wajib , ketika arus udara keluar dari mulut ® ada yang menggetarkan pita suara dan ada yang tidak menimbulkan hubungan.
Cara arti : ketika hambatan itu kedua bibir saling berhubungan tertutuplah udara di dalam exsplosif/letukan ® pelepasan secara tiba-tiba. ½d½® bunyi juga eksplosif  / letukan.
persentuhan pertama = hambatan
Persentuhan keduan = letupan
2.     Berdasarkan tempat hambatan
Gusi                                  = alveila
Bibir                                  = labial          
Langit langit lunak           = velar
Gigi                                   =dorso
Langit langit keras           =palatal
Lidah –ujung                    =dorso
          -tengah
          -belakang





Bilabial (2 bibir ) bunyi /b/ merupakan bunyi bilabial letupan .
Dental (gigi)
persentuhan  lidah debgan gigi bagian belakang  di sebut  apiko dental ( pertemuan antara lidah dengan gigi bagian brelakang ).


FONEM DAN ALOFON

FONEM  adalah bunyi bahasa yang mempunyai fungsi sebagai pembeda makna dan dalam proses terjadinya tidaka ada hambatan, contohnya :/a/ ,/i/, /u/, /e/, /o/, /ↄ/,/ә/.dll
ALOFON adalah variasi dari fonem yang tidak mempunyai fungsi sebagai pembeda makna.
· Bunyi Bilabial              : bunyi bahasa yang di hasilkan oleh kedua bibir, contoh : [b], [p], [m], dan [w].
· Bunyi Dental                : Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh daun lidah yang menempel pada gigi/gusi depan atas bagian dalam, contohnya  bunyi [t], bunyi [d].
· Bunyi Retrofleks          : Bunyi yang dihasilkan oleh pelepasan ujung lidah bagian bawah yang menempel atau menyentuh langit-langit keras karena hembusan udara dari paru-paru. Contoh, bunyi [th], [dh].
· Bunyi Palatal               : Bunyi yang dihasilkan oleh pelepasan daun lidah yang menempel pada langit-langit keras yang disertai hembusan udara dari paru-paru. Contoh, [j], [c], [z], [n], [y].
· Bunyi Velar                  : Bunyi yang dihasilkan oleh rongga tenggorokan.  Contoh, [g], [k],[x].
· Bunyi Glotal                : [ʔ] merupakan bunyi hambat glotal tak bersuara , bunyi [h] bunyi frikatif glotal bersuara.




KONSONAN HOMORGAN
Konsonan homorgan ialah sebuah konsonan yang berasal dari satu daerah artikulasi.
Contoh : Bunyi [b] dan [p], [f] dan [v], [d] dan [t], [j] dan [c].
Bahasa jawa mempunyai fonem khas berupa :
1.     Bunyi aspiral : semua bunyi hambat bersuara dan tak bersuara
2.     Pranasal 


b                            ®                    mb
d                            ®                    nd
a                            ®                   
j                             ®                    ŋj
g                            ®                    ŋg


DIFTONG  DAN MONOFTONG

Diftong : Dua vokal yang berjejer yang terletak dalam satu deretdan berada dalam vokal suku kata.
Monoftong : satu vokal yang berjejer yang terletak dalam satu deret dan berada dalam vokal suku kata.

 Ng, ny, n,m, bertemu kata, mengubah kata/makna kata disebut ater-ater.
Jika N®nasal : bertemu dengan kata dasarntidak mengubah kelas kata/ makna kata disebut pranasal. Dan pranasal disepan tidak ditulis.
Klaster ( gugus konsonan) jika berjajar konsonan itu berada dalam satu kata.





HOMORGAN

- Jika ada konsonan yang tempat artikulasinya ditempat yang sama.
- Proses artikulasinya sama.



Homorgan ada dua macam :
1.     Penuh ® tepatnya sama, caranya juga sama .
Contoh : semua hambat letup.
2.     Sebagian ® tempatnya sama, caranya yang berbeda.
Contoh : [b] dan [m].
Fungsinya dimanfaatkan untuk menentukan letak suatu fonem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar