Pages

Senin, 20 Januari 2014

Makna Lagu Dolanan "Motor-motor Cilik"



A.    Montor – montor Cilik
1.     Lagu
Montor montor cilik
sing nunggang mbleneg
Lungguh lenggat-lenggut
ngantuk siyat siyut
ana grobag mandheg
amak gredeg
grobage isi babi
ambune ra pati wangi
pak gedhe cengar – cengir
babine njedhar – njedhir
montore muni ngak – ngok
babine senggrag-senggrog
ngok, nggrog, ngok, nggrok
ngok, ngok ngrog, ngrok
ngok, ngok ngrog, ngrok

2.     Nilai esensi :
Montor – montor cilik sing numpak mbleneg : artinya adalah sebuah montor yang ukurannya kecil namun yang menaikinya adalah seseorang yang ukurannya besar, hal ini akan menyebabkan motor akan kesulitan berjalan.
Ana grobak mandheg, grobake isi babi, ambune ra pati wangi : ini dapat diartikan sebagai penghalang, jika sebuah montor kecil yang menaiki orang yang besar tidak akan cepat dalam berjalan terlebih lagi jika di tengah jalan bertemu dengan gerobak isi babi, akan semakin sulit berjalan.
pak gedhe cengar – cengir
babine njedhar – njedhir
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa  Tanpa ada keseimbangan dalam hidup manusia, akan kesulitan (gambarannya pak gedhe cengar – cengir)  melalui tantangan yang pasti ada didalam hidup ini (gambarannya babine njedhar – njedhir)
ngok, nggrog, ngok, nggrok
ngok, ngok ngrog. ngrok
ngok, ngok ngrog. ngroki
Bait ini hanya sebagai tambahan hiburan untuk lagu anak-anak agar terdapat variasi yang menarik, ini diibaratkan sebagai suara babi.

Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan antara yang menaiki dengan yang dinaiki. Begitu juga dengan manusia yang seharusnya seimbang dalam menjalani hidup, apalagi jika sedang menemukan tantangan atau kesulitan dalam hidup, akan lebih sulit jika dia tidak seimbang. Dalam mencari kebutuhan hidup seperti sandang, pangan dan papan harus di imbangi dengan beribadah, ingat kepada yang punya hidup ini, yang berkuasa terhadap alam semesta.
Jika setiap hari hanya mencari sandang, pangan, dan papan tanpa disertai ibadah hidup ini terasa tidak berkah.
Jika setiap hari hanya beribadah saja, pasti akan kelaparan dan kesusahan karena kebutuhan hidup tidak terpenuhi.
Lagu montor – montor cilik mengajarkan tentang :
Hidup di dunia yang sementara ini harus seimbang antara dalam mencari kebutuhan hidup seperti sandang, pangan dan papan  dengan beribadah (ibadah bisa dilakukan dengan sembahyang, mengaji, puasa, berzakat dan lain sebagainya) ingat kepada yang punya hidup ini yaitu Allah yang berkuasa terhadap alam semesta. Niscaya hidupmanusia tersebut akan menemukan kesejahteraan, di dunia maupun di akhirat.Intinya adalah mengajarkan keseimbangan dalam hidup selama didunia.

Makna Lagu Dolanan "Cempa Rowa"



A.    Cempa Rowa
1.     Lagu
Cempa rowa
Pakananmu apa rowa
Tuku gendhing ndhing ndhing ndhing
Rowang rawing wing wing wing
Bong kecebong jarane jaran bopong
Sing nunggangi semar bagong
Ecrek enong ecrek enong
Ecrek enong ecrek enong
  1. Makna dan Esensi Lagu
Cempa rowa ini merupakan salah satu hewan yang ditungganggi atau yang digunakan dalam pedalangan, biasanya cempa rowa ini diiringi dengan gendhing-gendhing jawa.Selain itu biasanya cempa rowa ini berkaitan dengan jaran atau kuda bisa saja di artikan mirip kuda.
Lagu ini juga menggambarkan seekor jaran yaitu jaran bopong, jaran bopong ini di dalam pewayangan kesenian jawa biasanya digunakan sewaktu semar dan bagong keluar atau masuk dalam pertunjukan. Dan disertai dengan iringan gamelan, lagu ini merupakan lagu yang menggambarkan cerita lelucon dan mengabarkan semua orang bergembira riya.
Cempa rowa ini merupakan seekor binatang yang sangat kecil kurus hingga tak kuat berjalan, apa sih yang di makan binatang itu sampai- sampai berjalan aja montang-manting. Diibaratkan jaran yaitu jaran bopong, jaran yang tidak bisa berjalan ditambah di tunggangi semar dan bagong, tokoh semar dan bagong dalam pewayangan kan besar dan gemuk sekali sehingga sulit untuk berjalan. Ibaratnya seseorang yang semangat atau seseorang yang tidak mempunyai semangat untuk menjalani kehidupan ini. Seseorang yang sudah lemah hingga hampir tak sanggup untuk hidup, karena sangat berat sekali beban hidupnya, karena beban hidup yang sangat berat ini seseorang itu putus asa.
Lagu dolanan ini diberikan kepada anak-anak, supaya anak-anak dari kecil jangan berrputus asa, tetap semangat dalam hal apapun dikehidupan kelak nanti. sewaktu asih kecil kita harus selalu tersenyum. Masa kecil kecil adalah  masa yang sangat indah dan masa yang gampang untuk kita menirukan gerak-gerik orang dewasa, untuk itu diharapkan dengan adanya lagu  ini anak-anak lebih bersemangat dan tidak mudah untuk berputus asa.semoga bermanfaat untuk kita semua. . Lagu dolanan menurut  Dhanu Priyo P (2007:148)  adalah sebuah puisi jawa tradisional yang sering dinyanyikan anak-anak untuk mengiringi permainan yang mereka selengarakan.  Ingat tidak boleh mengeluh dan berputus asa, jalani kehidupan ini walaupun beban hidup kita sangat berat, tuhan pasti akan memberi jalan
Manusia pasti mempunyai beban hidup, yang tidak mempunyai beban hidup bisa dikatan bukan manusia. Seberat apapun beban hidup kita, kita harus berjuang, berusaha dan berdoa untuk menjalaninya, janganlah mengenal kata berat, males, dan apalagi sampai putus asa.

Makna Simbolik Pada Logo Ambalan "HASYIM ASY’ARI – MASYITHOH" MA NU DEMAK







AMBALAN "HASYIM ASY’ARI – MASYITHOH"




MAKNA SIMBOLIK PADA LAMBANG AMBALAN
"HASYIM ASY’ARI – MASYITHOH"
MA NU DEMAK


1. Warna kuning keemasan ( W. Dasar ) : Kemuliyaan/Kekayaan dan kebesaran
2. Warna biru ( W. Dasar ) : Keimanan/Ketaqwaan dan Kemakmuran.
3. Warna Putih (Katulistiwa) : Kesucian/Kebersihan/Kemurnian dan Kewajiban.
4. Warna hitam (Garis Tepi) : Kesungguhan.
5. Warna coklat ( Tunas Kelapa ) : Gerakan Pramuka.
6. Lima Sudut : Pancasila.
7. Garis tepi : Pelindung.
8. Nomer Gudep : Identitas pendaftaran di Kwarcab.
9. Hasyim Asy’ari – Masyithoh : Nama Ambalan/ Nama Pahlawan Islam.
10. Tali melingkar : Persaudaraan yang kuat.
11. Bola Dunia : Daratan / tempat hidup.
12. Lima garis katulistiwa : Rukun Islam.
13. Tunas Kelapa yang berlawanan : Gerakan Pramuka Putra – Putri terpisah tapi masih satu naungan
14. Gambar Buku : Tempat belajar / pusat kesatuan ambalan.

Makna Lagu Dolanan "Candrane Adhiku"



A.    Candrane Adhiku


1.     Lagu
Candrane adhiku Sri widada
Bunder memplek memplek hem kaya Nirada
Njoget mendhek mendhek hem neng pendapa
Anggepe candrane kaya Raden Gatotkaca
  1. Makna dan Esensi Lagu
Lagu Candrane Adhiku mengisahkan seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya, sehingga dibuatlah lagu tersebut. Menurut Sudaryanto dan Pranowo (2001:138) Kata candrane1 dalam Kamus Pepak Basa Jawa berarti rembulan (bulan), dalam lagu tersebut pencipta menceritakan bahwa adiknya diibaratkan seperti bulan ‘rembulan’ yang putih dan bulat. Yang kemudian dijelaskan pada baris pertama si pencipta melafalkan Candrane adhiku Sri widada, kata candran merupakan kiasan yang megibaratkan adiknya yang bernama Sri Widada seperti bulan, putih dan bulat.
Kemudian baris selanjutnya Bunder memplek memplek hem kaya Nirada
merupaka penjelasan dari baris sebelumnya bahwa adik si pencipta digambarkan bunder atau bulat, kata memplek-memplek bermakna putih (menurut Kamus Pepak Basa Jawa), yang juga menceritakan bahwa adik si pencipta berkulit putih memplek-memplek. Selanjutnya kata hem dalam lagu tersebut digunakan sebagai penegas dari kata memplek-memplek. Kemudian kaya Nirada dipakai sebagai penutup pada baris kedua tersebut memperjelas kata-kata sebelumnya bahwa adiknya bertubuh bulat putih memplek-memplek seperti Nirada  (berarti mendhung, mega mendung). Pencipta lagu dolanan tersebut menggunakan kata nirada yang berarti mendung sebagai penggambaran adiknya, menerangkan bahwa si pencipta sangat menyayangi adiknya tersebut hingga adiknya dianggap awan mendung yang akan menurunkan air hujan, yang dalam filosofinya air merupakan sumber kehidupan.
Pada baris ketiga; Njoget mendhek mendhek hem neng pendapa, juga merupakan penjelasan dari baris sebelumnya bahwa si pencipta juga menggambarkan rupa adiknya yang suka njoget ‘menari’, kata mendhek-mendhek dalam baris tersebut memiliki makna ‘agak membungkuk’, dimana posisinya setengah duduk dan mampu membuat orang tertawa melihatnya. Kata hem idem dengan baris sebelumnya yaitu berfungsi sebagai penegas. Neng pendapa sendiri yang berarti ‘di depan rumah’ hanya sebagai kata keterangan yang menunjukkan adik si pencipta suka menari di depan rumah.
Anggepe candrane kaya Raden Gatotkaca pada baris terakhir dalam lagu tersebut menjelaskan bahwa adik si pencipta menganggap rupa dirinya seperti Raden Gatotkaca, yang merupakan penjelas dari baris sebelumnya.
Inti dari lagu tersebut adalah si pencipta lagu dolanan Candrane Adhiku sangat menyayangi adiknya dengan menggambarkan bentuk dari tubuh adiknya seperti nirada yang berarti awan mendung yang mampu meneteskan air hujan, dimana air merupakan sumber kehidupan. Dan disebutkan dalam baris keempat dengan pilihan kata mendhek-mendhek, adiknya yang suka menari mampu membuat orang tertawa melihatnya hingga memberi kahidupan di rumahnya dengan tawa bahagia. Keserupaan bentuk pada penggambaran wajah adiknya diatas merupakan istilah pepindhan, seperti yang diungkapkan oleh Dhanu Priyo P (2007:232) yang menurutnya kata-kata yang  mengandung kesamaan, kemiripan, keserupaan. dan pepindhan yang disusun dengan menggunakan kata pindha atau sinonimnya. Selanjutnya pada baris terakhir si pencipta menyatakan bahwa adiknya menganggap dirinya seperti Raden Gatotkaca merupakan harapan dari keluarganya supaya adiknya tersebut mampu mengayomi dan melindungi keluarganya dari segala keburukan.